Malas ngomong

Saya termasuk orang dengan jatah bicara yang tidak terlalu banyak dalam satu hari. Ada sebuah survey yang mengatakan bahwa laki-laki berbicara sekitar 25000 kata per hari sedangkan wanita sekitar 100000 kata. Dan kalau ada alat pengukurnya, saya mungkin di bawah standar dalam hobby ngomong. Tapi saya suka menulis, padahal menulis juga sama dengan ngomong. Dan hal yang lain, saya lebih
hobby mikir daripada ngomong. Nah, masalahnya saya adalah seorang salesman! seorang salesman identik dengan kepiawaian ngomong. Dan sudah menjadi pendapat umum bahwa yang bisa ngomong tanpa henti adalah seorang salesman yang handal. Kemudian, bagaimana saya harus berinteraksi ketika di lapangan?

Bagi saya pribadi, berpikir adalah sebuah kegiatan yang mengasyikkan seperti sedang browsing di internet, saya bisa kemanapun saya mau hanya dengan berpindah chanel berpikir saya. Kadang pikiran ini bisa menjelajah ke mana-mana, kadang dalam bentuk gambar, dialog atau pertanyaan-pertanyaan, dan kemudian saling menghubungkan satu sama lain untuk membuat sebuah kesimpulan baru atau paradigma baru. Keasyikan seperti ini kadang membuat saya berpendapat bahwa ngomong tidaklah terlalu penting. Nah....sekali lagi masalahnya saya adalah seorang salesman.....bagaimana?

Hari pertama saya kembali ke lapangan, saya memang harus banyak bicara, memberi salam pembuka, kata-kata pembuka, isi, dan penutup. Hmmm...ini sebuah protokoler penjualan yang lazim. Tetapi setelah beberapa outlet saya masuki dan berkomunikasi, saya dapati bahwa ngomong bisa menjadi keasyikan tersendiri ketika saya berusaha mendapatkan sebuah message dari orang yang saya ajak bicara (customer). Dengan kata lain ketika saya lebih banyak mendengar, saya justru bisa berkata-kata lebih banyak. Bagaimana bisa terjadi?

Ternyata bahwa semua orang di dunia ini lebih suka berbicara tentang dirinya dan dirinya, orang tidak suka mendengar tentang diri saya atau diri orang lain (kecuali keburukan atau gosip kali). Nah, ini yang jadi obat saya, saya akhirnya bisa tetap berkomunikasi walau lagi malas ngomong dengan bertanya dan mendengar, terus kapan jualannya? Saya mencoba menjual dengan bertanya, saya mencoba mengarahkan dan mengendalikan pembicaraan dengan bertanya, ketika posisinya sudah tepat baru saya menjual dengan kata-kata dan tentunya ngomong.

Belum sempurna....tapi semoga menginspirasi dan berguna





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Malas ngomong"

Posting Komentar

Select options on the left to generate your code...