Value Seorang Salesman


Berikut ini value / nilai yang harus dimilki seorang salesman

1. Bekerja keras
Bekerja keras yang saya maksud adalah dalam tataran value / nilai. Semua tindakan harus dimulai dari value. Seorang salesman bisa saja ngotot, dan bekerja sangat keras, tapi kalau tindakannya tidak berdasarkan value di dalam dirinya, maka dalam beberapa waktu tenaganya akan terkuras, dan kehilangan motivasi, tidak ada lagi momentum dan akhirnya mandeg.
Saat ini banyak pelajaran tentang bekerja cerdas, tetapi pelajaran bekerja cerdas harus dimulai dari value bekerja keras. Tanpa nilai kerja keras dan seseorang langsung berusaha bekerja cerdas, mengakibatkan kesalahan fatal, bisa saja dia jadi manipulatif dalam rangka kerja cerdas, tapi kerja cerdasnya tanpa konsep, hanya berusaha enak.
Kalau kita melihat Pavaroti penyanyi tenor terkenal, dia menyanyi seperti tanpa beban, begitu mudah memainkan nada-nada sulit, seperti tanpa usaha keras, dan orang bisa ngomong betapa mudah pekerjaannya. Tetapi Pavaroti telah mengalami tahun-tahun kerja keras untuk menjadikannya demikian. Kita musti liat berapa jam dia latihan dalam sehari, berapa keras dia berusaha untuk bisa menyanyi tanpa usaha. Pavaroti dengan kerja kerasnya, akhirnya mencapai tahap yang disebut tanpa usaha. Banyak contoh lain dari Tiger Woods, Agnes Monica, Bruce lee, Michael Jordan, Warren Buffet dsb. Mereka bekerja keras sampai akhirnya menemukan cara untuk bekerja cerdas.
Seorang salesman harus bekerja sangat keras, tidak bisa tidak, di tahap ini adalah pembentukan value dalam dirinya. Dan selama proses bekerja seperti orang bodoh dan gila tersebut, seorang salesman akan menemukan mana yang efektif dan tidak tidak efektif. Ketika dia menemukan metode-metode yang efektif, itu saatnya untuk bekerja cerdas.
2. Pembelajar
Ini adalah value ke dua yang harus dimiliki. Kita belajar dari kesalahan demi kesalahan, tetapi seorang pembelajar mempunyai sifat bisa menandai kegagalannya, belajar dari sana dan menemukan sebuah pencerahan.
Seorang pembelajar mempunyai kemampuan untuk belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang  lain, dan pengalaman orang lain inilah yang mempercepat pengalamannya sendiri.
Seorang pembelajar adalah seorang yang haus pengetahuan dan buku . Buku merupakan sebuah leverage pengetahuan yang daya ungkitnya demikian besar jika mampu menangkap inti dari pengajaran dari sebuah buku.

3. Pelayan
Value ke tiga adalah seorang pelayan. Jiwa seorang pelayan tidak pernah gengsi. Tidak penah menempatkan diri terlalu tinggi. Semua hal yang dilakukan adalah untuk membantu dan melayani. Membuat pekerjaan customer menjadi mudah dan selalu berusaha membuat customer gembira dengan apa yang telah dilakukannya.
Seorang salesman yang punya jiwa pelayan, akan selalu melihat produk yang ditawarkan bukan sebagai sebuah komoditi untuk menghasilkan komisi, tetapi dia menawarkan barang dengan maksud dalam hatinya untuk membantu konsumen memiliki kehidupan yang lebih baik. Misal seorang salesman cat, dia tahu warna yang bisa menentramkan untuk sebuah kamar, dan dia pengen bikin orang senang dengan kamar yang bagus, yang warnanya bikin tenang, suasana bikin mood naik dsb. Ketika valuenya seperti ini, nada yang dikeluarkan ketika bicara bukan lagi semacam rayuan atau kata-kata manipulatif, tetapi seperti seorang yang benar-benar ingin membagikan sesuatu yang baik. Dan tentunya lebih meyakinkan. Konsumen akan seperti diskusi dengan temannya, bukan lagi sedang ditawari produk.
Dalam hubungan dengan distributor / toko, salesman dengan jiwa pelayan akan berusaha membuat keuntungan bagi toko tersebut. Dia membawa sebuah produk dengan pikiran ini akan membuat toko Anda untung, saya datang untuk membantu Anda lebih kaya dan lebih cuan. Aura seperti ini akan membuat hubungan dengan toko akan lebih baik, toko merasa nyaman dan tidak seperti orang yang direpoti.

4. Kreatifitas
Value kreatifitas, harus selalu dilmulai dengan paradigma kelimpahan bukan paradigma kelangkaan. Seorang denga paradigma kelangkaan, kreatifitasnya cenderung bersifat tricky / manipulatif, dan menghancurkan. Dia mengembangkan dirinya dalam rangka mempertahankan kelangkaan, dan cenderung hidup dalam kemarahan dan kecemburuan. Ini menghasilkan kreatifitas yang jahat, semua kreatifitas diarahkan untuk menghancurkan entah itu pesaing internal atau eksternal.
Sedangkan kreatifitas yang didasari paradigma kelimpahan, membuat seorang salesman mengembangkan dirinya untuk mencapai yang tidak terbatas, dia bisa melihat bahwa dunia diciptakan tanpa batas, unlimited, selalu ada peluang, dan peluang itu selalu bisa ditangkap jika kapasitasnya ada. Salesman dengan kreatifitas seperti ini tidak mudah down, ulet dan berfokus pada solusi ketika masalah datang. Pengembangan kapasitas selalu menjadi prioritas utama, dia mengembangkan atau membesarkan diri dalam rangka memenuhi yang unlimited, bukan mengembangkan dirinya untuk berperang memperebutkan yang limited.

5. Pembangun Hoki
Seorang yang hoki selalu menjadi pemenang bahkan mengungguli seorang yang pintar. Pintar, kerja, keras, tanpa hoki akhirnya bo jae. Tetapi orang yang hoki tok, tanpa kerja keras dan pintar, bisa lewat hokinya, karena tidak siap menerima. Seorang pemenang lotre milyaran ada yang miskin lagi dalam waktu satu tahun karena tidak punya kepintaran mengolah keuangan. Jadi kerja keras dan pintar adalah penangkap hoki yang baik.Hoki bersifat spiritual, susah dimengerti, tapi bisa dipelajari. Beberapa hal yang bisa membangun hoki :  
  • Berdoa / beribadah
  • Suka memberi / berparadigma pemberi
  • Suka menolong 
  • Hati yang tenang, rileks, tidak kemrungsung.
  • Mengerti hukum tabur tuai
Point 1-5  bersifat simultan, saling menopang satu sama lain, dan tidak berdiri sendiri. 





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Value Seorang Salesman"

Posting Komentar

Select options on the left to generate your code...